Showing posts with label Cerpen. Show all posts
Showing posts with label Cerpen. Show all posts

Friday, October 19, 2012

Semuanya Tinggal Kenangan


Oleh : Nadia Rahmi

Aku tidak pernah menginginkan semuanya begini, walau yang terjadi hanya kebohongan dan kepalsuan yang kau berikan padaku. Dan sekarang kau tinggalkan aku, meninggalkan luka dan perih yang sangat mendalam di hatiku. Kau telah pergi meninggalkan aku, meninggalkanku untuk selamanya dan tak akan pernah mungkin kembali lagi. Tapi, apalah dayaku, semuanya sudah ditakdirkan oleh sang Maha Pencipta.

****
Ceritanya berawạl saat aku duduk di kelas IX SMP. Aku mempunyai seorang cowok yang bernama Rian, dia adalah cinta pertamaku. Aku mengenalnya melalui Facebook. Pada awalnya kami hanya berteman, malah kami jarang sekali menyapa, paling-paling kami chattingan ketika ada yang penting untuk kami bahas. Tapi seiring berjalannya waktu hubungan kami pun semakin akrab, malah bisa dibilang sangat akrab. Aku ingin mengenalnya lebih jauh lagi, meskipun ada penghalang bagi kami, yaitu jarak antara kami berdua cukup jauh, aku tinggal di Aceh dan dia di Jakarta.

Ouchhhhh iya, aku lupa mengenalkan identitasku, namaku Nara, tepatnya Nara Agustina, aku tinggal di Aceh, sekarang aku bersekolah di sebuah sekolah Negeri di kotaku. aku baru kelas IX SMP, memang masih telalu dini untuk mengenal "Cinta", tapi itulah kenyaataannya. "hehehe"... Kita lanjut lagi yokk ceritanya...

Walaupun jarak kami cukup jauh tapi kami tetap bisa berkenalan melalui "facebook" atau "smsan"...,, Sudah 1 bulan hari-hari kulewati bersama Rian, dan aku mulai ada rasa padanya, "entah rasa apa itu, pedas, asin, manis, atauuuu aku tidak tahulah.??!!.". Tapi apapun yang sedang aku lakukan aku selalu mengingatnya, kayak lagu Duo Maya aja...

Aku mau makan ku ingat kamu
Aku mau tidur juga ingat kamu
Aku mau pergi ku ingat kamu
Oh cinta
Inikah bilaku jatuh, jatuh cinta.,,

yachh kira-kira seperti itulah perasaanku sekarang ini.

"Oh Tuhan, apakah ini yang dinamakan jatuh CINTA..???"gumamku.

Aku memang tidak pernah merasakan perasaan seperti ini selama aku hidup..:) Sepertinya aku mulai menyukai Rian, dan aku pun mulai menyayanginya. Tapi, apakah perasaan Rian padaku sama dengan perasaanku padanya?? ingin rasanya aku mengungkapkan padanya, bahwa aku sangat mencintainya, aku sangat menyayanginya. Tapi aku tidak punya keberanian sedikitpun untuk hal itu, aku malu, karena aku hanya seorang cewek, dan masih terlalu gengsi untuk menyatakan cinta pada seorang cowok seperti Rian, walaupun sebenarnya aku sangat menyayanginya.Yang bisa aku lakukan sekarang adalah menunggu, siapa tahu, suatu saat nanti Rian juga akan memiliki perasaan yang sama denganku.. "Yachh semoga saja.:)" harapku.

****
Malam hari, ketika aku sedang membaca novel, ya memang membaca novel adalah salah satu hobiku, karena suatu saat nanti aku ingin menjadi seorang penulis yang terkenal keseluruh penjuru dunia. "semoga saja terwujud..doain aku yachh.. hehe :)"..

kembali lagi kecerita kita sebelumnya,,

Tiba-tiba ponselku berbunyi, tanda ada pesan masuk, dan ternyata pesan itu dari Rian, sahabat yang aku cintai..cepat-cepat aku mengambil ponselku dan segera membaca pesan darinya.

Rian : "Hai Ra, aku boleh nanya sesuatu nggak?"
Nara : "Hai juga, boleh. memangnya mau tanya apa?"
Rian : "Tapi jawab yang jujur ya,
Kamu dah punya cowok belum?"
Nara : "Haghh,??!! Nara nggak punya cowok"
Rian : "Sama donk,."
Nara : "hahaha...jomblo-jomblo sejati kita yach"
Rian : "Nara, kamu mau ga jadi cwek aku??"
Nara : "???? ga usah becanda lah ka!!"
Rian : "Aku serius Ra, Jujur, seiring waktu berlalu aku dah mulai sayang sama kamu, Apakah kamu memiliki perasaan yang sama denganku??"
Nara : "Gimana yachhh?_?"
Rian : "Kamu mau nggak jadi cewek aku??"
Nara : "kalo Nara boleh jujur sihh, sebenarnya...."
Rian : "...???" Rian penasaran sekali.
Nara : "Nara juga sayang sama kakak.,"
Rian : "SERIUS???!!"
Nara : "*_~"
Rian : "=_=, jadi sekarang kita..."
Nara : "iya"
Rian : "Makasih ya sayang, kamu udah mau nerima cinta aku, Love you.. :*"

Betapa senangnya aku malam ini, ternyata tidak sia-sia penantianku selama ini. Aku langsung menelpon Mira, sahabatku sekaligus dia juga sahabatnya Rian, dan kuceritakan semua padanya bahwa aku telah jadiah sama Rian.

****

Saturday, September 29, 2012

YOU ARE MY EVERYTHING


Oleh Bella Danny Justice



“kenapa kamu tega menghianati aku Miko ? apa salahku selama 1 tahun kita bersama ? apa ?! katakan padaku Miko !!” aku tak dapat lagi menahan rasa sakit hati yang meluap-luap di dada. Aku tidak peduli jika ia menganggap aku wanita yang cengeng. Aku menangis di hadapannya karena aku tidak bisa lagi mentolerir perbuatannya kali ini. Miko, kekasihku yang sudah menghiasi hari-hariku selama 1 tahun kini berhianat dengan wanita lain. Aku tidak tau siapa wanita itu, aku tidak mengenalnya, tetapi Miko sendiri yang mengaku kepadaku kalau ia sudah mengecewakan aku dan meminta padaku untuk mengakhiri hubungan kami karena ia merasa sudah tidak mungkin untuk melanjutkan semuanya ini.


“aku sungguh minta maaf Sharon, tapi aku tidak bisa lagi bersamamu. Maafkan aku...” Miko tidak memberiku kesempatan untuk berbicara, ia langsung pergi meninggalkan ruang tamu rumahku yang hanya berisikan kami berdua. Tangisku pecah saat mendengar pintu rumahku tertutup. Miko sudah benar-benar pergi, ia tidak akan kembali lagi, ia ternyata serius dengan perkataannya. Aku bodoh sekali telah mempercayainya. Ini semua kesalahanku dan aku layak menerimanya.


Aku hanya tinggal dirumah bersama dengan Bi Lastri dan supirku Mas Seno. Orangtuaku selalu sibuk mengurus bisnis di luar kota atau luar negri. Meskipun begitu aku tidak pernah merasa kesepian karena mereka berdua selalu menghibur dan menemaniku. Tentu saja, karena Bi Lastri dan Mas Seno sudah mengasuhku sejak bayi sampai sekarang aku menjadi mahasiswi, aku tetap masih membutuhkan mereka.


Ketika Miko memutuskan hubungan kami aku pun menceritakan semuanya kepada mereka. Aku menangis di pelukkan Bi Lastri wanita paruh baya itu. Ia membelai rambutku dan menenangkan aku seperti anaknya sendiri. Walau Miko tidak mencintaiku tetapi aku beruntung karena masih mempunyai mereka yang menyayangiku. Untuk itu aku berjanji tidak akan terpuruk karena dia.

“loh non Sharon kok belom ganti baju sih ? Tuan sama nyonya udah nunggu di bawah untuk makan malam dari tadi, cepetan ya non abis itu non langsung turun.” Ujar Bi Lastri yang sudah bolak-balik ke kamar untuk mengingatkan aku berulang kali.

“iya iya, bilang sama mama dan papa suruh tunggu ya bi. Aku bentar lagi turun, mau siap-siap dulu.” Kataku lalu menutup pintu kamar dan menguncinya setelah bi Lastri keluar. Aku rasa aku tidak bisa menepati janjiku, aku rasa aku lebih baik mati daripada tidak bersama Miko. Aku tidak bisa hidup tanpanya. Diriku hampa tanpa kehadiranya, tanpa senyum manisnya, serta canda tawanya. Sudah 1 bulan aku mengambil cuti kuliah karena aku merasa belum sanggup untuk mengikuti pelajaran mata kuliahku semenjak Miko meninggalkanku. Dan kini mama dan papaku baru saja kembali dari Manado tadi pagi. Entah mengapa kepulangan mereka kerumah pun tidak bisa menghibur hatiku yang sedang terguncang. Maafkan aku ma, pa... aku bukan anak yang baik, aku rasa aku tidak bisa makan malam bersama lagi dengan kalian, untuk selamanya... selamat tinggal... Aku menelan banyak obat tidur yang ada di laci lemari kamarku malam itu. Aku berniat untuk mengakhiri rasa sakit ini. Aku yakin setelah aku meminum semua obat tidur ini aku akan merasa tenang dan rasa sakit itu tidak akan muncul lagi. Beberapa menit kemudian aku merasa tubuhku mati rasa, aku jatuh tergeletak ke lantai dan mengalami kejang-kejang.


Dari luar pintu kamar aku masih bisa mendengar mama dan papaku yang terus mengetuk-ngetuk pintu dan berteriak dengan cemas. Aku dengar mereka meminta bantuan pada Mas Seno untuk mendobrak pintu kamarku.


Tidak...ma, pa.. kalian jangan masuk... aku tidak ingin kalian menangisi anak kalian yang bodoh ini...

Mataku mulai meredup, perlahan tertutup dan aku tidak tau lagi apa yang terjadi setelah itu. Aku rasa aku sudah mati ? Ya, baguslah! Rencanaku berhasil! Ucapku dalam hati.


Harapanku ternyata tidak terkabul. Orangtuaku membawaku ke rumah sakit tepat waktu sehingga aku berhasil diselamatkan. Aku sempat tidak sadarkan diri selama 2 bulan, dan sekarang aku sudah keluar dari rumah sakit itu. Mama dan papaku tampak terpukul dengan kejadian ini. Mereka menangis begitu mendapati aku tersadar dari koma. Aku sungguh seperti anak durhaka. Aku berdosa kepada mereka berdua dan terutama kepada Tuhan. Bagaimana bisa aku melakukan percobaan bunuh diri hanya karena seorang pria ? maafkan aku Tuhan..